Culinary Adventure

The Art of Making Perfect Karaage

To create authentic karaage, understanding the essential ingredients and techniques is paramount. Traditional karaage typically employs chicken thighs, as this cut offers a balance of tender meat and rich flavor, making it ideal for deep frying. Skipping the chicken breast, which can dry out, is advisable for achieving a moist and succulent result. The marinade is where the magic begins. Common ingredients include soy sauce, mirin, and sake, each contributing a layer of depth to the flavor profile. Garlic and ginger are often added to the marination process, infusing the chicken with aromatic qualities that enhance the final dish.

The marination duration should be between 30 minutes to two hours, allowing the chicken to absorb the flavors without compromising its texture. After marinating, the chicken must be coated in a mixture of potato starch or cornstarch, which is crucial for achieving that iconic golden and crunchy exterior. This coating not only adds a satisfying crunch but also acts as a barrier to lock in moisture during the frying process.

Frying methods play a significant role in the final texture of karaage. It is recommended to use a deep fryer or a heavy pot to maintain consistent oil temperature, ideally around 170 to 180 degrees Celsius (340 to 360 degrees Fahrenheit). This temperature range ensures that the chicken cooks through while producing a delicate crust. It’s important to avoid overcrowding the frying vessel to maintain the oil temperature and ensure even frying.

For optimal results, consider double frying the chicken. The first fry cooks the chicken, and after allowing it to rest for a few minutes, a second fry at a slightly higher temperature yields a perfectly crispy texture. Mastering these techniques will set the foundation for creating delightful karaage, making it a favorite at home or during gatherings.

Presiden Prabowo Subianto mengumumkan bahwa alokasi anggaran untuk kesejahteraan guru ASN dan non-ASN akan meningkat pada 2025 menjadi Rp81,6 triliun, naik sebesar Rp16,7 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.

 

Kebijakan itu diumumkan Presiden saat berpidato dalam agenda puncak peringatan Hari Guru Nasional 2024 di Velodrom Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis.

 

"Hari ini saya agak tenang berdiri di hadapan para guru, karena saya bisa menyampaikan bahwa kami walau baru berkuasa satu bulan, kami sudah bisa umumkan bahwa kesejahteraan guru bisa kami tingkatkan," ujarnya.

Baca juga: Prabowo berikan "Anugerah Guru Hebat Indonesia 2024" kepada dua guru

 

Dalam kegiatan itu, Presiden menekankan pentingnya peran guru dalam pembangunan bangsa, sekaligus mengumumkan berbagai kebijakan baru yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan para pendidik.

 

Presiden menguraikan bahwa pemerintah telah meningkatkan anggaran untuk kesejahteraan guru Aparatur Sipil Negara (ASN), Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), serta guru non-ASN.

 

Guru ASN akan menerima tambahan kesejahteraan sebesar satu kali gaji pokok, sementara tunjangan profesi bagi guru non-ASN dinaikkan menjadi Rp2 juta per bulan.

 

Presiden mengatakan bahwa anggaran untuk kesejahteraan guru ASN dan non-ASN juga dialokasikan untuk kegiatan sertifikasi bagi para guru di seluruh daerah.

 

"Tahun 2025, terdapat 1.932.666 guru yang berserfitikat pendidik, yaitu 64,4 persen, terdapat peningkatan sebanyak 650 guru bersertifikat dibanding tahun 2024," katanya.

 

Sebagai bagian dari komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas dan profesionalisme guru, sebanyak 806.486 guru ASN dan non-ASN yang telah memenuhi kualifikasi pendidikan Diploma IV (D4) atau Sarjana (S1) akan mengikuti program Pendidikan Profesi Guru (PPG) pada 2025.

Baca juga: Mendikdasmen dampingi Presiden naik panggung hibur para guru

Baca juga: Prabowo menitikkan air mata di hadapan para guru

Selain itu, pemerintah akan memberikan bantuan pendidikan bagi 249.623 guru yang saat ini belum memiliki gelar D4 atau S1 untuk melanjutkan studi mereka.

 

Adapun bentuk dukungan untuk guru non-ASN yang belum bersertifikasi, kata Presiden, akan diberikan bantuan dana tunai melalui transfer perbankan yang sedang dirancang bersama Badan Pusat Statistik (BPS) untuk membantu kelompok ini.

 

“Jumlah penerimanya akan disampaikan pada tahun 2025. Sekarang oleh BPS sedang dihitung dan dicari, baik nama dan alamat persis, siapa yang berhak menerima manfaat tersebut," katanya.

 

Presiden Prabowo menegaskan bahwa kebijakan ini adalah bagian dari langkah konkret pemerintah untuk memastikan guru mendapatkan penghargaan yang layak atas kontribusi mereka dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.