Culinary Adventure

Karaage Variations and Serving Suggestions

Karaage, a staple of Japanese cuisine, showcases a remarkable versatility that transcends its traditional preparation. While typically associated with chicken marinated in soy sauce, garlic, and ginger, the variations of karaage are both numerous and delightful. Each region in Japan offers its unique twist on this classic dish, reflecting local tastes and available ingredients. For instance, in Okinawa, you may find chicken karaage seasoned with a touch of ume plum, while in Hokkaido, seafood karaage featuring fresh fish, such as salmon or mackerel, garners local acclaim.

The marinade plays a pivotal role in shaping the flavor profile of karaage. Chefs often experiment with different combinations of seasonings. While garlic and ginger remain popular choices, other ingredients such as sake, sesame oil, or citrus zest can be introduced, adding layers of flavor. Vegetarians seeking a taste of karaage can enjoy delightful versions made with tofu or vegetables like eggplant and zucchini, marinated similarly to their traditional counterparts. These alternatives not only capture the spirit of karaage but also cater to various dietary preferences.

When it comes to serving suggestions, karaage shines in a multitude of contexts. In traditional izakayas, it is commonly paired with chilled beer or sake, creating a harmonious combination perfect for socializing and unwinding. On the other hand, modern fusion restaurants might serve karaage as a centerpiece in gourmet bowls or alongside unique dips, such as spicy mayonnaise or tangy ponzu sauces. For a more casual experience, karaage can be enjoyed as a filling in a bento lunch box, accompanied by rice, pickles, and a side of seasonal vegetables. The adaptability of karaage ensures that it can be appreciated in both formal dining and relaxed settings, making it a beloved culinary experience across borders.

Presiden Prabowo Subianto mengumumkan bahwa alokasi anggaran untuk kesejahteraan guru ASN dan non-ASN akan meningkat pada 2025 menjadi Rp81,6 triliun, naik sebesar Rp16,7 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.

 

Kebijakan itu diumumkan Presiden saat berpidato dalam agenda puncak peringatan Hari Guru Nasional 2024 di Velodrom Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis.

 

"Hari ini saya agak tenang berdiri di hadapan para guru, karena saya bisa menyampaikan bahwa kami walau baru berkuasa satu bulan, kami sudah bisa umumkan bahwa kesejahteraan guru bisa kami tingkatkan," ujarnya.

Baca juga: Prabowo berikan "Anugerah Guru Hebat Indonesia 2024" kepada dua guru

 

Dalam kegiatan itu, Presiden menekankan pentingnya peran guru dalam pembangunan bangsa, sekaligus mengumumkan berbagai kebijakan baru yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan para pendidik.

 

Presiden menguraikan bahwa pemerintah telah meningkatkan anggaran untuk kesejahteraan guru Aparatur Sipil Negara (ASN), Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), serta guru non-ASN.

 

Guru ASN akan menerima tambahan kesejahteraan sebesar satu kali gaji pokok, sementara tunjangan profesi bagi guru non-ASN dinaikkan menjadi Rp2 juta per bulan.

 

Presiden mengatakan bahwa anggaran untuk kesejahteraan guru ASN dan non-ASN juga dialokasikan untuk kegiatan sertifikasi bagi para guru di seluruh daerah.

 

"Tahun 2025, terdapat 1.932.666 guru yang berserfitikat pendidik, yaitu 64,4 persen, terdapat peningkatan sebanyak 650 guru bersertifikat dibanding tahun 2024," katanya.

 

Sebagai bagian dari komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas dan profesionalisme guru, sebanyak 806.486 guru ASN dan non-ASN yang telah memenuhi kualifikasi pendidikan Diploma IV (D4) atau Sarjana (S1) akan mengikuti program Pendidikan Profesi Guru (PPG) pada 2025.

Baca juga: Mendikdasmen dampingi Presiden naik panggung hibur para guru

Baca juga: Prabowo menitikkan air mata di hadapan para guru

Selain itu, pemerintah akan memberikan bantuan pendidikan bagi 249.623 guru yang saat ini belum memiliki gelar D4 atau S1 untuk melanjutkan studi mereka.

 

Adapun bentuk dukungan untuk guru non-ASN yang belum bersertifikasi, kata Presiden, akan diberikan bantuan dana tunai melalui transfer perbankan yang sedang dirancang bersama Badan Pusat Statistik (BPS) untuk membantu kelompok ini.

 

“Jumlah penerimanya akan disampaikan pada tahun 2025. Sekarang oleh BPS sedang dihitung dan dicari, baik nama dan alamat persis, siapa yang berhak menerima manfaat tersebut," katanya.

 

Presiden Prabowo menegaskan bahwa kebijakan ini adalah bagian dari langkah konkret pemerintah untuk memastikan guru mendapatkan penghargaan yang layak atas kontribusi mereka dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.